Minggu, 16 Agustus 2009

Menghitung Hari

This is a very nice poem I quote from one of my heroes, my teacher from Junior High School:

Menghitung Hari
oleh: Wattimena G.
170809


Jelang 1945
Perjuangan dan pengorbanan mendamba cinta sejatiku
Mengikis habis sudut-sudut relung hati ini, mengalir...
Terbawa arus kepahlawanan
Satu kali kupukul jatuh tersungkur
Terkulai, patah, putus hilang ditelan bumi pertiwi

Jelang 1965
Yang tinggal hanya sisa sinar lembayung lesu di senja temaram
Yang jatuh... satu, satu menyentuh tebing pipih
Yang selalu berteriak sendu, namun lama tak berjawab

Jelang 1998
Di sela katub bibir yang membara
Cinta Tuhan datang menyapa
Mengisi pelangi hidup dalam badai

Jelang 2009
Di pagi 1708 ini
Aku merintih dalam gelisah
Sulit 'tuk membedakan
Siapa perawat dunia Indonesia
Siapa perusak kekayaan Indonesia
Semua benda semata hiasan
Semua cerita semata hiburan

Seonggok duka wajah mentari tergambar di ufuk sana
Sinar emasnya seakan bertanya
Apa kata si empunya cerita
Bila musafir kelana datang bertandang?
Hening...
Ku tengadah menghitung hariku di keheningan itu!
23360 telah aku jelang
Bersama kabut mendung di setiap derita
Bersama gita indah di setiap helaan nafas
Bersama senyum di setiap air mata
Bersama berkat di setiap cobaan, dan
Bersama jawaban di setiap doa